Siapa Saja yang Membutuhkan Transplantasi Hati?

Siapa Saja yang Membutuhkan Transplantasi Hati?
Credit: Freepik. Transplantasi hati adalah operasi untuk mengganti hati yang rusak dengan hati yang sehat.

Bagikan :


Hati adalah organ manusia yang mampu menyembuhkan dirinya sendiri. Ketika organ ini mengalami kerusakan, ia dapat meregenerasi sel-sel yang rusak sehingga dapat berfungsi kembali. Namun ketika kerusakan hati cukup parah, organ hati dapat berhenti berfungsi sehingga Anda membutuhkan transplantasi hati.

 

Apa Itu Transplantasi Hati?

Transplantasi hati adalah operasi untuk mengganti hati yang rusak dengan hati yang sehat. Penggantian ini dapat dilakukan dengan mengganti sebagian atau seluruh bagian hati dari orang lain. 

Umumnya, donor hati yang sehat dapat berasal dari donor organ seseorang yang baru saja meninggal. Namun cangkok organ juga dapat berasal dari sebagian hati donor organ yang masih hidup.

Donor hidup dapat berasal dari anggota keluarga atau orang lain yang memiliki kesesuaian kondisi hati dan golongan darah. Bagi para donor hidup, hati yang didonorkan akan segera tumbuh kembali ke ukuran normal setelah operasi. Pada penerima donor hati, hati baru juga akan tumbuh ke ukuran normal dalam beberapa minggu.

Biasanya prosedur transplantasi hati dilakukan jika kondisi hati telah rusak serta metode pengobatan dan perawatan lainnya dianggap tidak efektif.

 

Siapa yang Membutuhkan Transplantasi Hati?

Dokter dapat merekomendasikan transplantasi hati ketika hati tidak dapat berfungsi dengan sempurna. Biasanya prosedur ini akan direkomendasikan jika Anda memiliki penyakit hati berikut:

 

Gagal hati akut

Gagal hati akut adalah kondisi ketika hati yang sebelumnya sehat mengalami kerusakan parah. Kerusakan ini dapat disebabkan oleh infeksi atau keracunan. Kondisi gagal akut merupakan kegawatan yang perlu mendapat penanganan segera.

Pada beberapa kasus, pasien dapat memiliki hati yang sehat setelah mengalami gagal hati akut, namun tak sedikit yang mengalami kerusakan hati lebih parah.

 

Gagal hati kronis

Gagal hati kronis adalah tahap akhir dari penyakit hati kronis yang terus berlangsung. Kondisi ini ditandai dengan sirosis hati, yaitu munculnya terlalu banyak jaringan parut yang menggantikan jaringan hati. Jaringan parut tidak memiliki aliran darah sehingga organ hati tidak dapat berfungsi maksimal.

 

Kanker hati

Kanker hati yang berkembang dari organ hati disebut kanker hati primer atau karsinoma hepatiseluler. Jika kanker tidak berkembang ke organ lainnya, kanker ini dapat diatasi dengan pengangkatan hati untuk menghilangkan kanker. Terkadang prosedur ini dilakukan dengan membuang hanya sebagian hati yang rusak.

Selain kondisi di atas, transplantasi hati juga dapat direkomendasikan pada pasien dengan kerusakan hati berat akibat hepatitis A,B dan C, hepatitis autoimun, kanker saluran empedu, dan alcoholic liver disease.

 

Prosedur dan Risiko Transplantasi Hati

Jika Anda mendapatkan donor hati yang sesuai, dokter akan melaksanakan prosedur pencangkokan hati dengan saksama. Prosedur dimulai dengan mengangkat jaringan hati yang sehat dari pendonor.

Setelah itu dokter akan melakukan penyesuaian pada jaringan hati agar sesuai dengan kebutuhan pasien. Penyesuaian hati dapat dilakukan dengan memotong atau mengurangi bagian donor hati sebelum ditanamkan ke tubuh pasien.

Prosedur transplantasi hati merupakan prosedur operasi yang cukup panjang. Proses pemulihan akan memakan waktu beberapa hari hingga mingguan. Seperti prosedur medis pada umumnya, transplantasi hati juga memiliki risiko antara lain:

  • Pendarahan
  • Infeksi
  • Pembuluh darah tersumbat ke hati yang baru
  • Kebocoran empedu atau saluran empedu tersumbat
  • Hati tidak bekerja optimal setelah operasi

Usai menjalani transplantasi, tubuh Anda mungkin dapat menolak organ hati baru. Hal ini merupakan reaksi normal tubuh terhadap benda asing. Kondisi ini dapat diatasi dengan mengonsumsi obat imunosupresan agar sistem kekebalan tubuh dapat menerima organ baru.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 22:14